Semu
(Norma Yunita)
Aku
seolah berada di tengah hamparan kehidupan
di
kelilingi oleh jalan setapak bercabang dan tanpa ujung
Aku
tak melihat apa yang ada disana
Di
titik ini aku brdiri sendiri, mengerahkan semua indera yang Tuhan telah berbaik
hati memberikannya padaku.
di
sini…….
Dari
kejauhan indera pendengaranku terusik oleh suara-suara yang berbeda
Itu
perbuatan lidah tak bertulang fikirku
namun
ia terus bergeming tanpa henti
Imaji,
asa, qalbu seolah tak mau kalah
ia
terus melontarkan setiap susunan kata dengan janji-janji kehidupan
lalu……………
Aku
padukan langkah kaki dengan mengikuti imaji, namun apa yang aku temukan sebuah
ujung dengan setapak kebohongan
lalu
aku melangkah mencoba memadukan asa langkah kaki dengan memadukan namun apa
yang aku temukan sebuah ujung dengan
ujung kepalsuan yang menjijikkan
lalu,
aku mencoba untuk memadukan peruntungan dengan dua sisa terakhir, ia begitu
merdu dan menggema mungkin ini ujung dari apa yang aku cari selama ini.
lalu
akupun mencoba untuk memadukan langkah kaki dengan qalbu namun hanya sebuah
suara tanpa ada jawaban yang aku temukan lalu aku kembali pada sati titik
semula.
Kali
ini aku merenung dan meratapi, hingga akupun tak berani melangkah jauh.
hingga
pada akhirnya aku beranikan diri untuk melangkah.
Lalu
aku mencoba untuk memadukan imaji,
asa,logika dan qalbu dengan langkah kaki hingga menusuri jalan setapak hingga
aku menemukan sebuah nur yang menutupi kesempurnaan, ia yang aku cari…
ia
semu dalam imaji
ia
semu dalam asa
ia
semu dalam logika dan
ia
semu dalam qalbu
Jempong, November 2014
0 komentar:
Posting Komentar