Searching...
Selasa, 09 Desember 2014

Semu (Puisi)

Semu
(Norma Yunita)
Aku seolah berada di tengah hamparan kehidupan
di kelilingi oleh jalan setapak bercabang dan tanpa ujung
Aku tak melihat apa yang ada disana
Di titik ini aku brdiri sendiri, mengerahkan semua indera yang Tuhan telah berbaik hati memberikannya padaku.
di sini…….
Dari kejauhan indera pendengaranku terusik oleh suara-suara yang berbeda
Itu perbuatan lidah tak bertulang fikirku
namun ia terus bergeming tanpa henti
Imaji, asa, qalbu seolah tak mau kalah
ia terus melontarkan setiap susunan kata dengan janji-janji kehidupan
lalu……………
Aku padukan langkah kaki dengan mengikuti imaji, namun apa yang aku temukan sebuah ujung dengan setapak kebohongan
lalu aku melangkah mencoba memadukan asa langkah kaki dengan memadukan namun apa yang aku temukan sebuah ujung dengan  ujung kepalsuan yang menjijikkan
lalu, aku mencoba untuk memadukan peruntungan dengan dua sisa terakhir, ia begitu merdu dan menggema mungkin ini ujung dari apa yang aku cari selama ini.
lalu akupun mencoba untuk memadukan langkah kaki dengan qalbu namun hanya sebuah suara tanpa ada jawaban yang aku temukan lalu aku kembali pada sati titik semula.
Kali ini aku merenung dan meratapi, hingga akupun tak berani melangkah jauh.
hingga pada akhirnya aku beranikan diri untuk melangkah.
Lalu aku mencoba untuk memadukan  imaji, asa,logika dan qalbu dengan langkah kaki hingga menusuri jalan setapak hingga aku menemukan sebuah nur yang menutupi kesempurnaan, ia yang aku cari…
ia semu dalam imaji
ia semu dalam asa
ia semu dalam logika dan
ia semu dalam qalbu
Jempong, November 2014


0 komentar:

Posting Komentar

 
Back to top!