Searching...
Kamis, 16 Oktober 2014

Ruang Hampa Hitam dan Putih

Ruang hampa buram. Tatapan sayu akan sebuah harapanakan terang. Ia ibarat ruang yang tak berpenghuni. Merindukan suara malaikatkecil yang menghiasi istana ini.
Aku berdiri kokoh diantara rumah-rumah. Menawarkankemewahan, menunjukkan akan kemampuan pemiliknya. Rumah hitam ibarat burungdalam sangkar emas. Ia sunyi dari kehidupan tuannya. Ruangan yang tak besarberisikan beberapa shaf sajadah dan al-qur’an yang sudah mulai berdebu.
Sedangkan putih, ia begitu luas dihiasi dengan lampuKristal yang menyilaukan mata. Di sudut ruangan terdapat AC pendingin ruangan.Ia terbagi menjadi dua ruangan  ruangkeluarga dan raung tamu. Lantai dengan marmer import berwarna abu, sofa panjang membentang dengan sebuah mejadiatasnya terdapat rak buah. Satu buah TV type terbaru dengan berbagaikecanggihan. Ruang hampa di tata rapi dengan arsitektur modern. Beberapalukisan yang menempel. Terdapat sebuah aquarium besar berisikan ikan arwana. Suaragemrincik air yang begitu tenang. Menambah begitu keindahan ruang putih.
“Kau begitu indah duhai ruang putih”?. Sapa ruanghitam. “Hahaha apakah kamu iri padaku duhai saudaraku ruang hitam”?. Dengannada sombong.”Kita adalah bagian dari istana ini namun mereka seolah takmengenalku. Aku hanya meminta lima waktu dalam dua puluh empat jam”. Dengansuara yang begitu lirih.”mereka membuatmu hanya untuk merendahkanmu”. Celaruang hitam pada ruang putih.
Suara lantunan
Dengan makna kebenaran
Syahdu-syahdu merdu
Menciptakan retorikakehidupan
Angin, air, dedaunanbahkan tanah
Berdzikir padanya
Kesombongan manusiamenutupi hakikat
Membenamkan sifatmanusia
Tuhan………
Aku sebagai saksikehidupan
Menangis melihatpembangkangan insan
Suara ruang putih begitu hiruk. Hendra yang merupakananak kedua dari pak Amir sedang merayakan ulang tahunnya. Lantunan-lantunanlagu kegembiraan terdengar oleh ruang hitam. Entah apa yang membuatnya merasasangat terharu melihat tuan mudanya bergembira ketika umurnya bertambah danusianya berkurang. Bahkan ia merayakan kesyukurannya dengan bernyanyi. Bukansalahnya juga ia yang asih kecil tak mengerti akan segalanya namun ornag yangseharusnya mengajarkan tentang bagaimana kehidupan seolah terlena dan terseretarus kehidupan.
“Tidakkah kau dengar suara itu duhai ruang hitam?. ”Tanyaruang putih pada ruang hitam. “Suara kedengkian pada Tuhannya”. Ketus ruanghitam pada putih dengan segala kepenatan akan tingkah tuannya. “Tidakkah kaumenyadari jika dirimu hanyalah seonggok ruangan yang tiada bertuan”.  Jawab ruang putih pada ruang hitam. Tanpamempedulikan ucapan dari ruang putih ia berpaling pada ruang hitam.
Malam seolah terdiam membisu. Mentertawakan ruanghitam yang terus di hujat ruang putih. Aku seolah jenuh akan semua tingkahtuanku. Belum lagi cercaan ruang putih dengan segala kesombongannya. Setiaphari ruang hitam dipenuhi oleh sesaknya setan-setan. Ia seakan melengkapipenderitaan ruang hitam.
Setiap malam ruang putih digunakan sebagai saranakeluarga untuk berkumpul. Sekedar bercanda dan juga belajar.  Keluarga yang utuh, namun sunyi dari agama.Yang dibicarakan tak lain bagaimana nantinya anak-anaknya sukses dan telepasdari ornag tuanya bukan apa yang akan ia semabh nanti jika orang tuanyamenghembuskan nafas. Terdengar suara sayup-sayup dari dalam ruang hitam.
“A, B, C”. suara pak Amir sedang mengajarkan anaknyabelajar huruf. Semakin hari hendra semakin pandai dalam mengucapkan kata. Iatumbuh sebagai hendra yang cerdas dan menguasai matematika, bahasa inggris,bahasa Jerman dan sekarang sedang kursus bahasa Perancis. Ia bercita-cita menjadiseorang Pengacara profesional.
Ruang putih setiap malam menangis, ia merasakandirinya sebagai saksi yang akan menjerat tuannya dalam lembah neraka.
“Rumah ini begitu sepi akan lantunan-lantunan ayatsuci Al-qur’an. Setiap hari yang diajarkan bagaimana menjadi manusia yangdikatakan”sukses”. Sungguh ambisius. ”Gumam runag putih.
Tuannya pak amir begitu membanggakan putra-putranya.Dan juga anak pertamanya yang sedang menempuh pendidikan strata dua di Amerika.Mereka  mengenal dunia matematika, bahasadan juga budaya namun ia begitu jauh dari al-qur’an. Anak-anaknya begitu awamakan Tuhannya, siapa nabi dan kitab-kitabnya. Namun ia begitu bangga ketikaanaknya fasih dalam membaca buku berbahasa inggris. Sedangkan Musholla kecilrumah ”ruang hitam” seolah tak berpenghuni. Seolah doktrin-diktrin”sakit” telahmerasuk kedalam jiwanya.
Malam menjadi saksi atas dirinya. Ruang kosong menangisdengan tersedu-sedu. Ia mengeluarkan kekalutan jiwa.
“Tuhan lebih baik aku menjadi sampah, namun ketikamanusia mengangkatku ia mengucapkan”basmalah” ia yang beriman. Itu lebih baikbagiku”. Doa ruang hampa hitam.
Pernah suatu hari Hendra anak kedua dari keluargapak Amir membuka pintu musholla”ruang hitam” namun karena disana pengap danjuga berdebu. Ia lekas menutup kembali pintu. Ia merasa raungan itu sebagaisarang hantu yang kapanpun akan menerkanya.
Ruang hampa tak meminta waktu ynag banyak. Ia hanyaingin di ramaikan dengan suara-suara lantunan al-qur’an sebgaimana ruag shlatyang berada di rumah-rumah. Anggapan insan ia adalah benda mati yang tiadamampu berbuat, kapanpun sang pemilik rumah ingin membokarnya maka ia akanpasrah pada keadaan.
Pernah suatu hari, hendra mengusulkan kepada ayahnyauntuk mebongkar ruang hitam sebagai tempat untuk bermain billiard. Entah apausulan dari hendra tak kunjung diindahkan oleh sang ayah.
“Bro besok malam kamu ada acara”?. Tanya Alex padasalah seorang temannya melalui telephon.”ada apa ni bro”?. besok malam mama,papa, dan Andre mau ke Bandung. Saya kesepian bro. bagamaina kalau kita party?. usul Aleks pada temannya. Setan-setan membisikkan api neraka pada keduanya.
Malam itupun diisi dengan pesta. Perempuan danlaki-laki bergaur seolah tiada batas. Mereka menegak muniman keras, narkoba danbahkan mereka melakukan perzinahan. Rumah mewah itu bak rumah panas. Ruang hitammenangis sedangkan ruang putih tertawa melihat gemerlap lampu –lampu pestaditambah lagi dengan music-musik rockyang memecahkan telinga. Alex dan teman-temannya larut dalam kesenangan dunia.Dunia fatamorgana dan khayalan sesaat. Dunia nyata telah menantinya di gerbangkesadaran. Tegukan-tegukan minuman setan yang membawa jiwanya melayang. Ciuman-ciumanpada wanita yang tiada halal baginya menambah betapa nafsu telah membelenggudirinya.
Alex yang baru pulang dari Amerika menempuh stratadua. Ia masih terbawa dalam cara hidup orang barat. Ia yang tiada diperkenalkanoleh agama, ia yang awam akan ketenangan Tuhan. Ia yang semakin dijauhkanketika harus berguru di tempat membenci muslim.
Sepulangnya dari Bandung pak Amir dan keluarganyamemasuki rumah. Ia terheran melihat beberapa dekorasi di depan pintu.
“alex……..alex……”. teriak pak Amir. “apa yang kamulakukan?”. Dengan nada kesal.”sudahlah pa. nikmati hidup yang kata orang Cumasekali”. Nada mengigau. “Kamu papa kuliahkan sampai keluar negeri untukmenjadikanmu manusia yang sempurna”. Nada keras. “papa jangan primitive, inihal biasa. Kan Cuma Party, narkoba dan wanita!”. Apa kamu bilang ? ini Cuma….
Plak…….plak tamparan kerasa mendarat di muka Alex.Nyonya Amir hanya diam membisu. “papa jangan sok suci. Papa fikir alex tidaktahu perbuatan papa di luar sana. Papa adalah koruptor ulung merampas hakjutaan rakyat Indonesia”. alex melempar beberapa botol yang berada di atasmeja.
“Haha…….. kau puas putih. Orang yang kau banggakankini telah hancur. Ia menhiasimu dengan uang panas hasil korupsi. Kini kaumenjadi saksi bisu atas perbuatan Alex. Ia yang menegak miras, narkoba danbahkan berzina di depan matamu”. Lirih ruang hitam pada putih. “Kau bolehmentertawaiku kali in. namun ini tidak akan lama. Pasti runag putih akan ramaiseperti dulu lagi. Ramai dengan lagu-lagu kesenangan yang membuatmu merasa iriakan hal itu”. Tuhan tak pernah tidur putih ia akan segera menunjukkankebenarannya.
Satu tahun kemudian. Alex lulus dari strata duanyadengan nilai yang memuaskan. Ia merupakan mahsisiwa yang lulus dengan peringkatterbaik. Namun naas baginya ketika ia pulang ke Indonesia dengan gelarmasternya pesawat yang ia tumpangi menabrak sebuah gunung. Tak ada yang selamatdari insiiden tersebut. Kematian anaknya membuat pak Amir terpukul ia jatuhsakit dan harus di opname.
Sudah jatuh tertimpa tangga pula mungkin peribahasaitu sangat tepat untuk pak Amir karena KPK sudah mencium uang haram padahartanya. Ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Anak, istri danbahkan keluarga besarnya kini harus menanggung malu. Dulu orang yang iabanggakan kini melemparkan kotoran pada keluarganya.
Rumah  besertaisinya yang dulunya ia jadikan istana kini harus disita KPK. Harta panas itu kini telah hangus dilahap keganasanapi. Namun tuhan berkehendak lain. Istana pak Amir terbakar, si jago merahdengan kekuatannya melalap rumah mewah. Tak ada yang tersisa,  puing-puing bangunan tesebut menyisakan luka.Kobaran api menari-nari dengan senangnya.
Diantara reruntuhan terdapat ruangan yang utuh yaknimusholla”ruang hitam”. Mungkin letaknya yang agak berjauhan dari sumber apimembuatnya bertahan. Ia berdiri kokoh dengan beberapa bentangan sajadah yanghangus walau tak semua.
Ruang hitam seolah tesenyum melihat keindahan dunia.Tuhan aku yakin kau tak pernah tidur layaknya dengkuran manusia yang memecahkankesepian malam.


Kau yang tahu
Hamparan permadani
Membentang luas
Menyiratkan makna
SurgaMU yang ku tak tahu
Namun ku mencari kebenaran itu
Kau yang tahu
Tak pernah merasakan lelah
Hadir dalam desahan nafas
Menghidupkan dan mematikanku
Tuhan
Aku yang selalu mencercamu
MencaciMU, menghujat bahkan membenciMU
Tertanam kedazhliman
Menuhankan nafsu
Menjadikannku budaknya
Setan seolah sahabat
Menjauhkan rintihan qalbu
Yang merindukanMU
Angin, air, bahkan api terus memujiMU
Namun aku begitu da’if
Angkuh terhadap dalil-dalilMU 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Back to top!