Ruang hampa buram. Tatapan sayu akan sebuah harapanakan terang. Ia
ibarat ruang yang tak berpenghuni. Merindukan suara malaikatkecil yang
menghiasi istana ini.
Aku berdiri kokoh diantara rumah-rumah.
Menawarkankemewahan, menunjukkan akan kemampuan pemiliknya. Rumah hitam
ibarat burungdalam sangkar emas. Ia sunyi dari kehidupan tuannya.
Ruangan yang tak besarberisikan beberapa shaf sajadah dan al-qur’an yang
sudah mulai berdebu.
Sedangkan putih, ia begitu luas
dihiasi dengan lampuKristal yang menyilaukan mata. Di sudut ruangan
terdapat AC pendingin ruangan.Ia terbagi menjadi dua ruangan
ruangkeluarga dan raung tamu. Lantai dengan marmer import berwarna
abu, sofa panjang membentang dengan sebuah mejadiatasnya terdapat rak
buah. Satu buah TV type terbaru dengan berbagaikecanggihan. Ruang hampa
di tata rapi dengan arsitektur modern. Beberapalukisan yang menempel.
Terdapat sebuah aquarium besar berisikan ikan arwana. Suaragemrincik air
yang begitu tenang. Menambah begitu keindahan ruang putih.
“Kau
begitu indah duhai ruang putih”?. Sapa ruanghitam. “Hahaha apakah kamu
iri padaku duhai saudaraku ruang hitam”?. Dengannada sombong.”Kita
adalah bagian dari istana ini namun mereka seolah takmengenalku. Aku
hanya meminta lima waktu dalam dua puluh empat jam”. Dengansuara yang
begitu lirih.”mereka membuatmu hanya untuk merendahkanmu”. Celaruang
hitam pada ruang putih.
Suara lantunan
Dengan makna kebenaran
Syahdu-syahdu merdu
Menciptakan retorikakehidupan
Angin, air, dedaunanbahkan tanah
Berdzikir padanya
Kesombongan manusiamenutupi hakikat
Membenamkan sifatmanusia
Tuhan………
Aku sebagai saksikehidupan
Menangis melihatpembangkangan insan
Suara
ruang putih begitu hiruk. Hendra yang merupakananak kedua dari pak Amir
sedang merayakan ulang tahunnya. Lantunan-lantunanlagu kegembiraan
terdengar oleh ruang hitam. Entah apa yang membuatnya merasasangat
terharu melihat tuan mudanya bergembira ketika umurnya bertambah
danusianya berkurang. Bahkan ia merayakan kesyukurannya dengan
bernyanyi. Bukansalahnya juga ia yang asih kecil tak mengerti akan
segalanya namun ornag yangseharusnya mengajarkan tentang bagaimana
kehidupan seolah terlena dan terseretarus kehidupan.
“Tidakkah
kau dengar suara itu duhai ruang hitam?. ”Tanyaruang putih pada ruang
hitam. “Suara kedengkian pada Tuhannya”. Ketus ruanghitam pada putih
dengan segala kepenatan akan tingkah tuannya. “Tidakkah kaumenyadari
jika dirimu hanyalah seonggok ruangan yang tiada bertuan”. Jawab ruang
putih pada ruang hitam. Tanpamempedulikan ucapan dari ruang putih ia
berpaling pada ruang hitam.
Malam seolah terdiam membisu.
Mentertawakan ruanghitam yang terus di hujat ruang putih. Aku seolah
jenuh akan semua tingkahtuanku. Belum lagi cercaan ruang putih dengan
segala kesombongannya. Setiaphari ruang hitam dipenuhi oleh sesaknya
setan-setan. Ia seakan melengkapipenderitaan ruang hitam.
Setiap
malam ruang putih digunakan sebagai saranakeluarga untuk berkumpul.
Sekedar bercanda dan juga belajar. Keluarga yang utuh, namun sunyi dari
agama.Yang dibicarakan tak lain bagaimana nantinya anak-anaknya sukses
dan telepasdari ornag tuanya bukan apa yang akan ia semabh nanti jika
orang tuanyamenghembuskan nafas. Terdengar suara sayup-sayup dari dalam
ruang hitam.
“A, B, C”. suara pak Amir sedang mengajarkan
anaknyabelajar huruf. Semakin hari hendra semakin pandai dalam
mengucapkan kata. Iatumbuh sebagai hendra yang cerdas dan menguasai
matematika, bahasa inggris,bahasa Jerman dan sekarang sedang kursus
bahasa Perancis. Ia bercita-cita menjadiseorang Pengacara profesional.
Ruang putih setiap malam menangis, ia merasakandirinya sebagai saksi yang akan menjerat tuannya dalam lembah neraka.
“Rumah
ini begitu sepi akan lantunan-lantunan ayatsuci Al-qur’an. Setiap hari
yang diajarkan bagaimana menjadi manusia yangdikatakan”sukses”. Sungguh
ambisius. ”Gumam runag putih.
Tuannya pak amir begitu
membanggakan putra-putranya.Dan juga anak pertamanya yang sedang
menempuh pendidikan strata dua di Amerika.Mereka mengenal dunia
matematika, bahasadan juga budaya namun ia begitu jauh dari al-qur’an.
Anak-anaknya begitu awamakan Tuhannya, siapa nabi dan kitab-kitabnya.
Namun ia begitu bangga ketikaanaknya fasih dalam membaca buku berbahasa
inggris. Sedangkan Musholla kecilrumah ”ruang hitam” seolah tak
berpenghuni. Seolah doktrin-diktrin”sakit” telahmerasuk kedalam jiwanya.
Malam menjadi saksi atas dirinya. Ruang kosong menangisdengan tersedu-sedu. Ia mengeluarkan kekalutan jiwa.
“Tuhan
lebih baik aku menjadi sampah, namun ketikamanusia mengangkatku ia
mengucapkan”basmalah” ia yang beriman. Itu lebih baikbagiku”. Doa ruang
hampa hitam.
Pernah suatu hari Hendra anak kedua dari keluargapak
Amir membuka pintu musholla”ruang hitam” namun karena disana pengap
danjuga berdebu. Ia lekas menutup kembali pintu. Ia merasa raungan itu
sebagaisarang hantu yang kapanpun akan menerkanya.
Ruang hampa tak
meminta waktu ynag banyak. Ia hanyaingin di ramaikan dengan suara-suara
lantunan al-qur’an sebgaimana ruag shlatyang berada di rumah-rumah.
Anggapan insan ia adalah benda mati yang tiadamampu berbuat, kapanpun
sang pemilik rumah ingin membokarnya maka ia akanpasrah pada keadaan.
Pernah
suatu hari, hendra mengusulkan kepada ayahnyauntuk mebongkar ruang
hitam sebagai tempat untuk bermain billiard. Entah apausulan dari hendra
tak kunjung diindahkan oleh sang ayah.
“Bro besok malam kamu ada
acara”?. Tanya Alex padasalah seorang temannya melalui telephon.”ada
apa ni bro”?. besok malam mama,papa, dan Andre mau ke Bandung. Saya
kesepian bro. bagamaina kalau kita party?. usul Aleks pada temannya.
Setan-setan membisikkan api neraka pada keduanya.
Malam
itupun diisi dengan pesta. Perempuan danlaki-laki bergaur seolah tiada
batas. Mereka menegak muniman keras, narkoba danbahkan mereka melakukan
perzinahan. Rumah mewah itu bak rumah panas. Ruang hitammenangis
sedangkan ruang putih tertawa melihat gemerlap lampu –lampu
pestaditambah lagi dengan music-musik rockyang memecahkan
telinga. Alex dan teman-temannya larut dalam kesenangan dunia.Dunia
fatamorgana dan khayalan sesaat. Dunia nyata telah menantinya di
gerbangkesadaran. Tegukan-tegukan minuman setan yang membawa jiwanya
melayang. Ciuman-ciumanpada wanita yang tiada halal baginya menambah
betapa nafsu telah membelenggudirinya.
Alex yang baru
pulang dari Amerika menempuh stratadua. Ia masih terbawa dalam cara
hidup orang barat. Ia yang tiada diperkenalkanoleh agama, ia yang awam
akan ketenangan Tuhan. Ia yang semakin dijauhkanketika harus berguru di
tempat membenci muslim.
Sepulangnya dari Bandung pak Amir dan keluarganyamemasuki rumah. Ia terheran melihat beberapa dekorasi di depan pintu.
“alex……..alex……”.
teriak pak Amir. “apa yang kamulakukan?”. Dengan nada kesal.”sudahlah
pa. nikmati hidup yang kata orang Cumasekali”. Nada mengigau. “Kamu papa
kuliahkan sampai keluar negeri untukmenjadikanmu manusia yang
sempurna”. Nada keras. “papa jangan primitive, inihal biasa. Kan Cuma
Party, narkoba dan wanita!”. Apa kamu bilang ? ini Cuma….
Plak…….plak
tamparan kerasa mendarat di muka Alex.Nyonya Amir hanya diam membisu.
“papa jangan sok suci. Papa fikir alex tidaktahu perbuatan papa di luar
sana. Papa adalah koruptor ulung merampas hakjutaan rakyat Indonesia”.
alex melempar beberapa botol yang berada di atasmeja.
“Haha……..
kau puas putih. Orang yang kau banggakankini telah hancur. Ia menhiasimu
dengan uang panas hasil korupsi. Kini kaumenjadi saksi bisu atas
perbuatan Alex. Ia yang menegak miras, narkoba danbahkan berzina di
depan matamu”. Lirih ruang hitam pada putih. “Kau bolehmentertawaiku
kali in. namun ini tidak akan lama. Pasti runag putih akan ramaiseperti
dulu lagi. Ramai dengan lagu-lagu kesenangan yang membuatmu merasa
iriakan hal itu”. Tuhan tak pernah tidur putih ia akan segera
menunjukkankebenarannya.
Satu tahun kemudian. Alex lulus dari
strata duanyadengan nilai yang memuaskan. Ia merupakan mahsisiwa yang
lulus dengan peringkatterbaik. Namun naas baginya ketika ia pulang ke
Indonesia dengan gelarmasternya pesawat yang ia tumpangi menabrak sebuah
gunung. Tak ada yang selamatdari insiiden tersebut. Kematian anaknya
membuat pak Amir terpukul ia jatuhsakit dan harus di opname.
Sudah
jatuh tertimpa tangga pula mungkin peribahasaitu sangat tepat untuk pak
Amir karena KPK sudah mencium uang haram padahartanya. Ia ditetapkan
sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Anak, istri danbahkan keluarga
besarnya kini harus menanggung malu. Dulu orang yang iabanggakan kini
melemparkan kotoran pada keluarganya.
Rumah besertaisinya yang
dulunya ia jadikan istana kini harus disita KPK. Harta panas itu kini
telah hangus dilahap keganasanapi. Namun tuhan berkehendak lain. Istana
pak Amir terbakar, si jago merahdengan kekuatannya melalap rumah mewah.
Tak ada yang tersisa, puing-puing bangunan tesebut menyisakan
luka.Kobaran api menari-nari dengan senangnya.
Diantara
reruntuhan terdapat ruangan yang utuh yaknimusholla”ruang hitam”.
Mungkin letaknya yang agak berjauhan dari sumber apimembuatnya bertahan.
Ia berdiri kokoh dengan beberapa bentangan sajadah yanghangus walau tak
semua.
Ruang hitam seolah tesenyum melihat keindahan dunia.Tuhan
aku yakin kau tak pernah tidur layaknya dengkuran manusia yang
memecahkankesepian malam.
Kau yang tahu
Hamparan permadani
Membentang luas
Menyiratkan makna
SurgaMU yang ku tak tahu
Namun ku mencari kebenaran itu
Kau yang tahu
Tak pernah merasakan lelah
Hadir dalam desahan nafas
Menghidupkan dan mematikanku
Tuhan
Aku yang selalu mencercamu
MencaciMU, menghujat bahkan membenciMU
Tertanam kedazhliman
Menuhankan nafsu
Menjadikannku budaknya
Setan seolah sahabat
Menjauhkan rintihan qalbu
Yang merindukanMU
Angin, air, bahkan api terus memujiMU
Namun aku begitu da’if
Angkuh terhadap dalil-dalilMU
0 komentar:
Posting Komentar